Wates- Demi mencegah penularan penyakit TB, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Wates menggelar skrinning TB dan HIV/AIDS serta Gula darah untuk para Warga Binaan Pemasyarakatan dan Pegawai Rutan Kelas IIB Wates. Senin (18/10)
Skrinning akan berlangsung selama 2 hari dimana hari pertama (18/10) ditujukan untuk Warga Binaan dan hari kedua (19/10) di laksanakan untuk Pegawai Rutan Wates. Skrinning ini terselenggara atas kerja sama Rutan Kelas IIB Wates dengan Tim Zero TB UGM Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kulon Progo serta Puskesmas Wates.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk langkah preventif dalam penyebaran penyakit TB HIV/AIDS di lingkungan Rutan. Hal ini sejalan dengan target Pemerintah Daerah DIY untuk menuju Daerah Bebas TB pada tahun 2035 mendatang.
Zero TB sendiri merupakan proyek kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada, Burnet Institute (Australia), Dinas Kesehatan Yogyakarta, dan Dinas Kesehatan Kulon Progo dengan melibatkan berbagai pihak turunan, termasuk puskesmas kecamatan dan kader masyarakat (volunteer).
Sebelum rangkaiankegiatan dilaksanakan, Petugas medis beserta Tim yang akan melaksanakan pemeriksaan TB HIV/AIDS dan Gula darah menjalani tes antigen guna pencegahan Covid-19. Kegiatan dimulai dari pendaftaran dengan pengisian formulir, skrinning Covid-19, Wawancara risiko TB dengan perawat, pengukuran tinggi dan berat badan, dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah untuk tes HIV/AIDS, rontgen dada dan pengambilan sampel dahak.
Setelah pelaksanaan skrining dan rotgen, hasilnya akan dibacakan oleh Dokter dan akan dijelaskan kepada WBP secara langsung. Apabila hasil skrining menunjukan indikasi mengarah TB maka akan dilanjutkan dengan proses pengambilan dahak. Untuk uji lab dahak akan dilaksanakan oleh Tim Medis dan hasilnya akan didapatkan dalam 2-3 Hari.
Untuk sampel darah skrining HIV/AIDS sendiri dilakukan juga untuk mengetahui apakah terdapat WBP yang terjangkit HIV/AIDS, pasalnya penderita HIV/AIDS sendiri resiko tinggi untuk terkena TB.
Penularan penyakit TB sendiri secara umum melalui udara, artinya faktor risiko penularan harus diminimalkan sebisa mungkin. Seperti kita ketahui Kota Yogyakarta memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan latar belakang kondisi geografis dengan kepadatan penduduk rata-rata 14.000/m2, di harapkan dengan adanya program ini TB di Kota Yogyakarta bisa teratasi. Skrining ini juga dilaksanakan di tempat-tempat yang berisiko tinggi, salah satunya adalah area Lapas/Rutan.
Deny Fajariyanto selaku Kepala Rutan Kelas IIB Wates sangat berterima kasih kepada Tim medis yang datang pada hari ini untuk kegiatan skrinning “Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Tim medis Zero TB, Dinas Kesehatan serta Puskesmas Wates yang telah memfasilitasi serta memberikan dukungan penuh atas terselenggarannya kegiatan skrining TB di Rutan Kelas IIB Wates ini. Saya harap para WBP kita yang diperiksa pada hari ini sehat semua dan tidak ada yang terindikasi TB,” pungkasnya.
Skrining ini tidak hanya berguna bagi yang sakit, tetapi juga bagi yang sehat. Selain itu prosedur yang dilakukan murni untuk mendeteksi TB dan jika ternyata terdeteksi pun tidak perlu khawatir karena dapat disembuhkan. Kegiatan Skrinning telah berjalan dengan lancar, aman dan tertib serta memperhatikan protocol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.